BEKASI, CyberSatu
Hasil seleksi pengumuman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Provinsi Jawa Barat pada Selasa (20/6/) lalu, Banyak keluh kesah calon peserta didik baru (CPDB) maupun orang tua murid yang tidak masuk seleksi berseliuran di hampir setiap wilayah/tempat. Bahkan di dunia jagat maya pun terjadi pembahasan yang sangat pro dan kontra.
Sebelumnya baca: "Pengumuman Hasil Seleksi PPDB Tahap 1", Menuai Banyak Pertanyaan, ketika seleksi tahap pertama pun banyak ditemukan kejanggalan hingga menuai pertanyaan dari sejumlah baik para orang tua siswa maupun elemen masyarakat.
Dalam hal PPDB INI terjadi pengumuman perubahan jadwal PPDB tahap 2. Yang mana dijadwal tanggal 26-28 dan 30 Juni, bergeser ke tanggal 26-27 Juni dan 3-4 Juli dengan alasan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2023 yang sifat nya dadakan.
Dalam hal pengunduran waktu demikian, kegelisahan justru semakin menambah hari-hari CPDB dan orang tuanya. Malah banyak yang meragukan keprofesionalan pihak Pemprov Jabar dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi Jabar. Mengapa tidak jauh hari dilakukan perubahan jadwal tersebut?
Ironisnya !!!, pada tahap 2 jalur Zonasi. Di pendaftaran online disdik.jabarprov.go.id, para CPDB di minta upload biodata Raport SMP.
"Karena Kartu Keluarga (KK) kami tidak sesuai dengan data Raport, verifikasi dibatalkan. Kami diminta datang dan perbaikan," ujar salah seorang orang tua murid yang namanya enggan disebut namanya demi takut anaknya tidak diterima di SMAN yang dituju, Selasa (27/6/) siang.
Setelah mendatangi sekolah tujuan, terjadi komunikasi antara orang tua tersebut dengan pihak SMA Negeri. Entah bagaimana, sang orang tua ini 'nekat minta tolong ke Kepala SMP asal sekolah anaknya, agar bersedia menandatangani perubahan alamat biodata Raport anak.
"Saya tidak mungkin lah mau tanda tangan. Lagian kok bisa berdasarkan biodata Raport anak? Bagaimana kalau dua tahun lalu sudah pindah, apakah biodata Raport yang menjadi acuan persyaratan atau KK? Tolong dikritisi lah bang. Kasihan siswa saya ini," ujar Anisa, panggilan akrab Kepala SMPN 1 Tambun Selatan, Selasa (27/6/2023) siang.
Orang tua itu juga mengaku bahwa banyak orang tua CPDB dikonfirmasi pihak sekolah tujuan, tentang keabsahan KK yang tidak sesuai dengan biodata Raport.
"Kemana lagi kami harus mengadu bang?," tanya ibu, orang tua siswa lainnya bernada sedih di ujung telepon selulernya.
Di tempat terpisah sebelumnya, awak media ini pernah berbicara dengan beberapa Kepala SMA NEGERI dan panitia PPDB mengenai bagaimana cara CPDB bisa diterima dengan permasalahan jarak rumah dengan sekolah lebih dari 1 Kilometer. Pasalnya, tahun kemarin hampir semua PDB (Peserta Didik Baru) jalur Zonasi diterima dengan jarak sekitar 500 Meter.
"Kami berdasarkan data-data yang di upload. Kalau sesuai, ya pasti masuk," ujar salah satu Kepala SMA Negeri Kota Bekasi. Waktu itu, sang Kepala Sekolah tidak menerangkan bahwa pihaknya akan lakukan kunjungan ke alamat KK dan menyesuaikan dengan biodata Raport.
Maka dapat dibayangkan apa yang terjadi, tentu CPDB dan orang tuanya dipermasalahkan seperti cerita di atas.
"Jika benar panitia PPDB dan atau pihak sekolah jujur dalam melaksanakan tugas, kiranya pihak sekolah atau panitia juga bersedia buka data tentang peserta didik baru secara terbuka dan dapat diakses. Bahkan ke depan yang siswa diterima juga dibuka datanya. Biar adil dan bisa saling kontrol. Karena di sini andil dan wewenang panitia PPDB sangat besar untuk menentukan siswa yang diterima," tegas Herman, Ketua Investigasi NCW (Nasional Coruption Watch), Rabu (28/6) di Kantornya.
Masih kata penggiat rusuwah ini, jangan pihak panitia yang kebanyakan dari guru beralih profesi menjadi 'intel, ucapnya sembari bergarau.
"Nanti kita juga kan cari tau, apakah benar jujur mereka dalam kunjungan ke alamat KK itu semua?. Jika mereka tidak jujur, itu sama saja munafik. Bak 'Maling teriak Maling' kan," tudingnya.
Diminta kepada Gubernur Jawa Barat dan Kepala Dinas Pendidikan Jabar serta Kepala Cabang Dinas "Mohon dikaji ulang jutlak dan Juknis PPDB yang ada, serta pecat oknum Kepala Sekolah atau panitia PPDB yang 'munafik jika suatu hari kita temukan permainan atau kesalahan pada PPDB tahun ini. Mohon dicamkan ini," pungkas Herman. Bersambung... .*Tim